Rp.110000
Rp.130000
Kutemukan Diriku sebuah perjalanan seorang penulis
“Gila. Pernikahan itu harus dipikirkan panjang. Jangan cuma karena katanya cinta, terus kamu mengorbankan hal penting di hidupmu. Meninggalkan Yesus. Itu gak bener, Na.” “Pikirkan baik-baik, Na. Menikah itu bukan hanya urusan kamu dengannya. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Keluarga besarnya bagaimana?” “Ini bukan tentang sebuah perlombaan memperebutkan siapa Tuhan yang paling perkasa, paling hebat, dan paling segala-galanya. Juga bukan pertempuran siapa yang menang dan yang kalah menjadi tawanan. Cinta itu universal. Namun, kamu tidak bisa berdiri sendiri bersama cinta dengan mengabaikan kasih setia Tuhan.” * Tidak ada satu pun yang kujawab. Aku hanya menikmati rasa syukur yang berbeda dari biasanya. Rasa syukur yang penuh. Alih-alih takut dengan perasaan dikecewakan lagi, dengan mantap justru aku makin berani menghadapi hari esok. Ketika memilihnya menjadi peneman hidup, aku yakin, hidup yang akan kujalani tidak akan lurus-lurus saja. Sepanjang perjalanan, pasti akan melewati naik-turun, jalan berliku, kerikil mengganjal, batu besar menghadang. Kadang melalui taman bunga indah berwarna-warni, kadang padang gurun gersang, rerumputan hijau. Panas terik, hujan gerimis bahkan deras. Lengkap. Segala kondisi, segala musim. Hanya satu yang pasti. Kedua tangan kami saling menggenggam. Aku akan pastikan itu. Kami pasti sanggup menjalani hari-hari kami. Aku yakin karena saat ini, aku sudah punya pegangan yang lebih kuat. Aku punya Allah. Aku dipilih-Nya. Untuk menjalani satu tugas yang besar. Aku percaya, dari semula yang tidak. Aku percaya, dari semula yang ragu. Aku sungguh percaya, hingga kini ... KUTEMUKAN DIRIKU.